Rabu, 23 Desember 2009

Kerja Keras Adalah Energi Kita

Pasti Pas


Yup, serba pas itu emang enak dan menyenangkan untuk urusan
hak dan kewajiban. Langsung saja saya berikan contoh yang berhubungan dengan
layanan pertamina khususnya pada saat memberikan layanan kepada konsumennya yang
akan mengisi BBM, baik solar, pertamax, premium atau istilah yang biasa disebut
bensin. Kewajiban konsumen pada saat membeli BBM terutama di SPBU adalah
membayar sejumlah uang sesuai dengan harga yang tertera di mesin meteran. Begitu
juga hak Konsumen adalah mendapatkan sejumlah BBM sesuai dengan harga yang
tertera pada mesin meteran.


Pada saat beli bensin di SPBU biasanya Kita bisa menyebutkan
sejumlah uang atau sejumlah liter BBM yang akan Kita beli. Nah, misalnya; " Pak,
tumbas bensin gangsal Ewu ( "Pak, beli bensin lima rupiah saja " ) atau " Pak,
beli bensin 5 liter ".


Untuk kendaraan bermotor roda dua, mungkin lebih mudah
mengira kebutuhan bensin yang diperlukan, bisa jadi cukup Rp. 2000, 00., Rp.
5.000,00,. Rp. 10.000., 1/2 liter, 1 liter, 2 liter, bahkan full.


Lha kok belinya cuma Rp. 2.000,00. ? ya ... mungkin saya
uangnya tinggal segitu, dan harus diisi daripada kehabisan dijalan. Jadi - jadi
bukannya naik kendaraan, tapi justru nuntun kendaraan. Kan bisa capek dan
terlambat sampe di tujuan.


Untuk yang pas mengira kebutuhan tentunya tidak jadi masalah.
Masalah biasanya timbul disaat tidak pas, baik itu angkanya tanggung alias nggak
rupiah banget. Ataupun tiba - tiba full, padahal kita terlanjur pesan
berdasarkan rupiah. Akibatnya membuat petugas SPBU terkadang kebingungan sendiri
mencari uang kembaliannya yang tidak rupiah banget tidak rupiah banget disini
maksudnya munculnya angka koma atau uang recehan yang susah atau tidak berlaku
lagi.


Terus gimana baiknya, baiknya sih damai saja dan ikhlash in
saja. Jika memang ada kekurangan kembalian, toh biasanya paling tinggi Rp.
100,00 saja. Dan ini pun tidak mesti petugas BBM selalu mendapatkan kelebihan
dari uang kembalian, terkadang mereka juga harus menanggung kekurangan rupiah
yang dianggap nominalnya lebih besar mendekati angka rupiah.


Kesimpulannya adalah menurut Saya lho " Kalau pas dapat
kekurangan kembalian disukuri dan kalau dapat kelebihan ya disukuri ". Hal ini
berlaku selama masih dalam batas kewajaran. Intinya adalah

Kerja Keras Adalah Energi Kita
. Jadi harap maklumin dan diikhlasin aja.


Eh ...jangan lupa setelah kewajiban Kita penuhi, setelah
bayar jangan lupa buka tutup tangkinya dan diisi BBM sesuai yang tertera pada
mesin penghitung. Jangan langsung bayar langsung tancap gas.  Lupa tanggung
sendiri akibatnya lho. Kalau salah satu yang lupa nggak masalah, lha sekarang
kalau dua - duanya betul - betuk sama - sama lupa. Nggak ada yang salah tho.


Untuk jumlah liter apakah sudah sesuai dengan nilai
nominalnya? Menurut Saya, lebih meyakinkan pasti pas beli SPBU. Karena selalu
dikontrol terus dan keaslianya lebih terjamin. Ngomongin Pasti Pas, ya ... mudah
- mudahan ini muncul diisaat yang Pas.